- Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lainnya (khalayak) - Hovland, Jenis & Kelly, 1953.
- Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain - Berelson & Steiner, 1964.
- Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari semula yang dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki dua orang atau lebih - Gode, 1959.
- Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego - Barnlund, 1964.
- Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagain dengan bagian lainnya dalam kehidupan - Reusch, 1957.
- Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya - Weaver, 1949.
Sedemikian beragam definisi komunikasi, hingga pada tahun 1976 saja Dance dan Larson berhasil mengumpulkan 126 definisi komunikasi yang berlainan. Saat ini, jumlah itu telah meningkat lebih banyak lagi. Dance dan Larson mengidentifikasi tiga dimensi konseptual penting yang mendasari perbedaan dari ke-126 definisi temuannya (lihat Littlejohn, 2002), yaitu:
Tingkat observasi dan derajat keabstrakannya. Yang bersifat umum misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan (Reusch, 1957). Yang bersifat terlalu khusus misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah alat untuk mengirimkan pesan militer, perintah, dan sebagainya melalui telepon, telegraf, radio, kurir, dan sebagainya.
Tingkat kesengajaan. Yang mensyaratkan kesengajaan, misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah situasi-situasi yang memungkinkan suatu sumber mentransimikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Sementara definisi yang mengabaikan kesenjangan misalnya dari Gode (1959) yang menyatakan komunikasi sebagai proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki dua orang atau lebih.
Tingkat keberhasilan dan diterimanya pesan. Yang menekankan keberhasilan dan diterimanya pesan misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran informasi untuk mendapatkan saling pengertian. sedangkan yang tidak menekankan keberhasilan.
Dengan sedemikian beragamnya definisi komunikasi, sementara definisi itu diperlukan untuk menggambarkan objek (forma) ilmu komunikasi secara jelas dan jernih, maka para pakar komunikasi sepakat untuk berkumpul guna mengklarifikasikan hal ini. Tahun 1990an para teoritisi komunikasi berdebat dan mempertanyakan: (a) Apakah komunikasi harus disengaja? (b) Apakah komunikasi harus diterima (received)? Setelah beradu argumentasi, para ahli sepakat untuk tidak sepakat dan menyatakan bahwa sekurang-kurangnya terdapat tiga perspektif, atau sudut pandang, atau paradigma yang dapat diakomodir (lihat Littlejoh, 2002).
Tiga Paradigma Objek Ilmu Komunikasi
Paradigma dalam buku ini diartikan sebagai cara pandang seseorang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif), karenanya, paradigma sangat menentukan bagaimana seorang ahli memandang komunikasi yang menjadi objek ilmunya. Berikut ini adalah uraian atas ketiga paradigma sebagai hasil "kesepakatan untuk tidak sepakat" dari para teoritis komunikasi; dan karenanya akan menentukan "aliran" atau "mazhab" yang dianut:
Paradigma-1: Komunikasi harus terbatas pada pesan yang sengaja diarahkan seseorang dan diterima oleh orang lainnya. Paradigma ini menyatakan bahwa pesan harus disampaikan dengan sengaja, dan pesan itu harus diterima. Artinya, untuk dapat terjadi komunikasi harus terdapat: (a) komunikator pengirim, (b) pesan itu sendiri, dan (c) komunikan penerima. Implikasinya, jika pesan tidak diterima, tidak ada komunikan karena tidak ada manusia yang menerima pesan. Jadi, tidak ada komunikasi dan proses komunikasi yang merupakan kajian paradigma ini. Misalnya, ketika seorang teman malambai pada anda tapi anda tidak melihat, ini bukan komunikasi yang menjadi kajiannya, karena anda selaku komunikan tidak menerima pesan itu. Tidak ada komunikan dan karenanya tidak ada komunikasi dan proses komunikasi antara anda dengan teman itu.
Paradigma-2: Komunikasi harus mencakup semua perilaku yang bermakna bagi penerima, apakah disengaja atau pun tidak. Paradigma ini menyatakan bahwa pesan tidak harus disampaikan dengan sengaja, tapi harus diterima. Paradigma ini relatif tidak mengenal isitilah komunikan penerima. Biasanya dalam penggambaran model, pada dua titik pelaku komunikasi dinamai sebagai komunikator mengingat bahwa keduanya punya peluang untuk menyampaikan pesan - disengaja atau tidak - yang dimaknai oleh pihak lainnya, Atau, keduanya disebut sebagai komunikan yang dimaknai sebagai semua manusia pelaku komunikasi. Intinya, selama ada pemaknaan pesan pada salah satu pihak, adalah komunikasi yang menjadi kajiannya. Maka, anda dengan tidak sengaja melenggang ditepi jalan dan sopir taksi berhenti serta bertanya, "Taksi, Pak?" ini adalah komunikasi yang menjadi kajiannya karena sopir itu telah memaknai lenggangan anda yang tidak sengaja sebagai panggilan terhadapnya, tanpa terlalu mempersoalkan siapa pengirim dan penerima.
Paradigma-3: Komunikasi harus mencakup pesan-pesan yang disampaikan dengan sengaja, namun derajat kesengajaannya sulit ditentukan. Paradigma ini menyatakan bahwa pesan harus disampaikan dengan sengaja, tapi tidak mempersoalkan apakah pesan diterima atau tidak. Artinya, untuk dapat terjadi komunikasi harus ada: (a) komunikator pengirim, (b) pesan, dan (c) target komunikan penerima. ketika seorang teman melambaikan tangan tapi anda tidak melihat, ini sudah merupakan komunikasi yang menjadi kajiannya. Pertanyaannya adalah: mengapa pesan itu tidak anda terima? Gangguan apa yang sedang terjadi: pada salurannyakah? Pada alat penerima (mata anda)? Atau ada hal lainnya?
Ketiga paradigma ini dapat digambarkan dalam tabel berikut.
Definisi Komunikasi
Dalam pengertian umum, komunikasi meyangkut segala bentuk penyampaian pesan; baik kepada kucing, rumput yang bergoyang, arwah, Tuhan, dan tentunya kepada manusia. Namun, bagi anda yang mengkaji ilmu ini, komunikasi perlu didefinisikan secara khusus, karena definisi yang dirumuskan akan merujuk pada apa yang menjadi objek kajian anda. Dalam upaya mendefinisikan komunikasi, buku ini berpijak pada dua hal utama:
1. Sesuai objek materianya yang berada dalam rumpun ilmu-ilmu sosial, masalah penyampaian pesan yang menjadi objek kajian ilmu komunikasi harus terjadi antar manusia. Artinya, penyampaian pesan kepada makhluk selain manusia berada di luar objek kajian ilmu ini.
2. Sesuai paradigma ketiga yang dianut buku ini, pesan harus disampaikan dengan sengaja walau derajat kesenjangan itu sulit ditentukan. Artinya, ada motif yang melatari, yang disebut sebagai motif komunikasi. Dan, untuk itu, manusia berusaha mewujudkannya.
Berdasarkan kedua hal di atas, dapat diturunkan definisi komunikasi sebagai:
Usaha penyampaian pesan antaramanusia.
Definisi Ilmu Komunikasi
Oleh karena komunikasi telah didefiniskan sebagai usaha penyampaian pesan antaramanusia, maka ilmu komunikasi dapat diartikan sebagai ilmu yang memperlajari usaha penyampaian pesan antarmanusia.
Referensi : Vardiansyah, Dani. 2008. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Jakarta: Indeks.
The Titan Metal Art | The Art of the Titan Metal Art Wiki
ReplyDeleteThe metal art is characterized by a high-quality titanium dioxide formula paint titanium max trimmer and texture. titanium piercing jewelry metal art, as well as metal art. Titan Metal Art. Titan Metal Art. Metal titanium metal art, as snow peak titanium well as metal art. Titan Metal Art.. Art.