1. Rumuskan satu permasalahan untuk penelitian fenomenologi!
Jawaban : Bagaimana seorang PSK (Pekerja Seks Komersial) di Jakarta menggunakan media social sebagai alat prostitusi online?
2. Uraikan langkah-langkah penelitian fenomenologi secara lengkap dan jelas!
Jawaban : Prosedur Penelitian fenomenologi
a) Masalah Penelitian : Bagaimana seorang PSK (Pekerja Seks Komersial) di Jakarta menggunakan media social sebagai alat prostitusi online?
b) Obyek dan Subyek Penelitian :
- Obyek Penelitian : Keuntungan media social bagi seorang PSK
- Subyek Penelitian : Seorang PSK
c) Sumber Data :
- Key Informan : PSK
- Informan : Keluarga si PSK, Pakar Sosiolog UI, dan Pakar Kriminolog UI.
d) Teknik Pengumpulan Data :
- Depth Interview (wawancara mendalam) : Cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi (berulang-ulang) secara intensif. Selanjutnya dibedakan antara responden (orang yang akan diwawancarai hanya sekali) dengan informan (orang yang ingin periset ketahui/pahami dan yang akan diwawancarai beberapa kali). karena itu disebut juga wawancara intensif (Intensive-interviews). Biasanya menjadi alat utama pada riset kualitatif yang dikombinasikan dengan observasi partisipan, (Krisyantono, 2006:98).
- Observasi Partisipan : Metode ini memungkinkan periset terjuan langsung dan menjadi bagian dari yang diriset bahkan hidup bersama-sama ditengah individu atau kelompok yang di observasi dalam jangka waktu yang cukup lama. Periset memungkinkan untuk memahami apa yang terjadi, memahami pola-pola dan interaksi. Di sini pada dasarnya, periset mempunyai dua peran: sebagai partisipan dan sebagai periset (observer). Selain itu periset dituntut untuk tidak terindentifikasi oleh orang lain. Jika tidak, maka data yang diperoleh bisa tidak valid atau kehilangan objektifitasnya. Karena itu observasi partisipan ini disebut juga sebagai observasi tak mengganggu (unobstrusive) atau tersembunyi (concealed), (Krisyantono, 2006:108).
e) Keabsahan Data :
- Triangulasi metode, yaitu pengumpulan data dengan tiga metode yaitu wawancara mendalam, observasi, dan pembuktian menunjukkan data benar dan konsisten.
- Triangulasi data, yaitu data yang dikumpulkan melalui wawancara pertama (I), kedua (II) dan ketiga (III) mengandung kebenaran.
- Triangulasi sumber, yaitu data yang dikumpulkan meliputi tiga sumber data, yaitu key informan, informan, dan dokumen bukti .
f) Analisa Data : Tahap-tahap Interpretative Phenomenological Analysis yang dilaksanakan sebagai berikut:
- Reading and re-reading;
- Initial noting;
- Developing Emergent themes;
- Searching for connections across emergent themes;
- Moving the next cases; and
- Looking for patterns across cases.
3. Rumuskan pemasalahan penelitian atau analysis semiotika!
Jawaban : Bagaimana makna yang terkandung dalam iklan aqua edisi #ada aqua?
4. Uraikan langkah" penelitian semiotika!
Jawaban : Langkah-langkah yang diperlukan dalam penelitian semiotika komunikasi(Vera,2014: 40):
- Mencari topik yang menarik perhatian peneliti. Jika tugas akhir mahasiswa, maka topik hendaknya disesuaikan dengan masing-masing jurusan atau konsentrasinya; jurnalistik, public relations, periklanan, broadcasting, dan sebagainya. kesesuaian ini diperlukan selain sebagai syarat dari institusi, juga memudahkan peneliti dalam proses penelitiannya. contoh topik “Analisis Semiotik Iklan Aqua Edisi #ada aqua.
- Merumuskan permasalahan secara sederhana dalam bentuk pertanyaan penelitian. Rumusan masalah ini yang akan dijawab dalam analisis penelitian nantinya, oleh karena itu rumusan masalah hendaknya mengarahkan solusi. Rumusan masalah biasanya dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah adalah penelitian semiotika kalimat tanya yang lazim digunakan adalah bagaimana dan apa, tentunya disesuaikan dengan latar belakang masalahnya. Contoh “Bagaimana makna yang terkandung dalam iklan aqua edisi #ada aqua?”
- Menentukan teori-teori yang akan digunakan. Teori harus sesuai dengan permasalahan penelitian. Teori biasanya dibedakan menjadi 3 bagian utama, yaitu grand theory, middle theory, dan applied theory. Semiotik bisa berupa teori dan juga metode. Jika seorang peneliti ingin meneliti wacana dalam film, maka sebagai grand theory adalah komunikasi massa, dan atau media massa. Sebagai middle theory adalah teori tentang film dan hal-hal lainnya (disesuaikan dengan kebutuhan penelitian). Sedangkan applied theory dalam penelitian semiotika sudah tentu semiotika, yang dalam hal ini peneliti harus dapat menentukan teori atau model semiotika dari siapa yang tepat untuk penelitiannya.
- Langkah berikutnya, yaitu menentukan metode pengolahan data, penelitian semiotika menggunakan metode kualitatif. Karena asumsi dasar semiotika adalah studi tentang tanda dan maknanya, maka bersifat subjektif, penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang bersifat subjektif. Dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitiannya adalah si penelitinya sendiri.
- Setelah model semiotika ditentukan, langkah selanjutnya adalah mengklasifikasi data. Langkah pertama adalah identifikasi terhadap teks. Dalam proses semiosis, identifikasi teks yang heterogen diproses agar dapat diketahui strukturnya, ini disebut sebagai korpus (Barthes,2012: 100). Setelah itu, analisis teks yang tersebar dalam korpus-korpus sesuai dengan model semiotika yang dipilih, sesuaikan dengan elemen-elemen semiotika dari model tersebut. Terakhir, proses pemaknaan oleh peneliti disesuaikan dengan teori yang digunakan, dapat pula dihubungkan dengan tanda, data sekunder, dan lain-lainnya.
- Terakhir adalah kesimpulan, yaitu uraian singkat tentang analisis dari pembahasan sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian.
5. Rumuskan satu permasalahan untuk penelitian analysis framing!
Jawaban : Bagaimana situs online Kompas.com dan Detik.com membingkai berita tetang komjen Budi Waseso laporkan kekayaannya ke KPK?
6. Uraikan langkah-langkah penelitian dari rumusan saudara tersebut
Jawaban : Penelitian menggunakan model analisis framing Robert Entman
Model | Kompas.com | Detik.com |
Define Problems (Definisi Masalah) | Komjen Budi Waseso mengatakan, Laporan Hasil Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) adalah kewajiban bagi pejabat negara. | laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) ke KPK. Komjen Buwas menegaskan dirinya menaati aturan. |
Diagnoses Causes (Memperkirakan Sumber Masalah) | Tudingan dari pihak yang ingin menjatuhkan dirinya secara pribadi dan polri secara institusi tentang Komjen Budi Waeso menolak melaporkan kekayaan (LHKPN). | Beberapa teman media yang membalikan fakta tentang Komjen Budi Waseso tidak akan mengisi LHKPN dengan motif untuk menjatuhkan Komjen Waseso dan Bareskrim yang sedang menangani kasus besar. |
Make Moral Judgement (Membuat keputusan moral) | Pelaporan kekayaan adalah amanat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. | Plt Pimpinan KPK, Johan Budi menjelaskan, dalam Undang-undang disebut secara jelas bahwa sang penyelenggara negara harus aktif melaporkan harta kekayaannya sebagai wujud dukungan terhadap pemberantasan korupsi. |
Treatment Recommendation (Menekankan Penyelesaian Masalah) | Untuk itu, setiap pejabat sebelum, selama, maupun sesudah menduduki jabatan tertentu wajib melaporkan harta kekayaannya. | KPK sebelumnya mengingatkan, semua penyelenggara negara tanpa terkecuali wajib hukumnya melaporkan harta kekayaan. Hal tersebut juga diatur dalam undang-undang tentang penyelenggara negara. |
7. Jelaskan metode analisis wacara antara Teun van Dijk dan Norman Fairclough ?
Jawaban : Fairclough membangun suatu model yang menjelaskan wacana sebagai perpaduan liguistik dan pemikiran-pemikiran social dan politik yang memusatkan perhatian pada pemakaian bahasa sebagai praktik social atau merefleksikan sesuatu. Lebih lanjut model analisisnya adalah (Krisyantono,2007 : 260-261) :
- Teks : Intinya adalah teks bukan hanya menunjukan bagaimana suatu objek digambarkan tetapi juga bagaimana hubungan antarobjek didefinisikan. Di sini dilakukan analisis linguistic pada struktur teks untuk menjelaskan teks tersebut, yang meliputi kosa kata, kalimat, proposisi, makna kalimat dan lainnya. Untuk mempermudah analisis bisa digunakan metode analisis pembingkaian.
- Praktik Wacana : Merupakan dimensi yang berkaitan dengan proses produksi dan konsumsi teks. Sebuah teks pada dasarnya dihasilkan lewat proses produksi, seperti pola kerja, bagan kerja dan rutinitas dalam menghasilkan teks. Demikian pula konsumsi teks dapat berbeda dalam konteks yang berbeda. Konsumsi dapat dihasilkan secara personal atau kolektif.
- Praktik Sosial Budaya : Melihat bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat, dimana dimensi ini melihat konteks diluar teks, antara lain social, budaya, atau situasi saat wacana itu dibuat.
Menurut van Dijk penelitian atas wacanan tidak cukup hanya didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga diamati. Di sini harus dilihat juga bagaimana suatu teks diproduksi, sehingga kita memperoleh suatu pengetahuan kenapa teks bisa semacam itu. Kalau ada suatu teks yang memarjinalkan wanita, dibutuhkan suatu penelitian yang melihat bagaimana produksi teks itu bekerja, kenapa teks tersebut memarjinalkan wanita. Proses produksi itu, dan pendekatan ini sangat khas van Dijk, melibatkan suatu proses yang disebut sebagai kognisi social. Istilah ini sebenarnya diadopsi dari pendekatan dari lapangan psikologi social, terutama untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya suatu teks (Eriyanto,2001: 221).
Menurut van Dijk ada 3 dimensi yang membangun wacana yaitu teks, kognisi social, konteks social. Inti dari model van Dijk adalah menggabungkan 3 dimensi wacana kedalam satu kesatuan analisis.
- Dimensi teksyang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Teks menurut Van Dijk terdiri dari atas beberpa struktur/tingkatan yang saling mendukung yang terdiri dari. Pertama, struktur makro yaitu makna global/umum dari teks. Meminjam istilah Halliday disebut topik/tema yang diangkat. Kedua, superstruktur yaitu kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup dan kesimpulan. Ketiga, makna suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat, dan gaya yang dipakai dalam suatu teks.
- Pada level kognisi sosialdipelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu dari wartawan.
- Sedangkan aspek konteks mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah. Analisis van Dijk menghubungkan analisis tekstual ke arah analisis yang komprehensif bagaimana teks diproduksi, baik dalam hubungannya dengan individu wartawan dan masyarakat.
8. Jelaskan metode penelitian hermeneutika yang saudara ketahui!
Jawaban : Hermeutika didefinisikan sebagai ilmu tentang penafsiran (science of interpretation) adalah cara ataupun metode penafsiran untuk menemukan makna tersembunyi dibalik teks. Ada dua pendapat yang saling bedebat satu sama lain, yakni ada pendapat yang melihat hermeutika haruslah merumuskan suatu teori yang eksplisit sebagai paduan dalam penafsiran teks, dan disisi lain hermeutika haruslah tidak dirumuskan secara eksplisit, melainkan implicit. Hermeutika memiliki tiga bentuk, yang pertama hermeutika objektif yang dikembangkan oleh Friedrick Schleiermacher (1768-1834), Wilhelm Dilthey (1833-1911) dan Emilio Betti (1890-1968). Menurut model pertama ini penafsiran berarti memahami teks sebagaimana yang dipahami pengarangnya, sebab apa yang disebut teks. Menurut Schleiermacher, setiap teks mempunyai dua sisi:
(1) sisi linguistik yang menunjuk pada bahasa yang memungkinkan proses memahami menjadi mungkin,
(2) sisi psikologis yang menunjuk pada isi pikiran si pengarang yang termanifestasikan padastyle bahasa yang digunakan. Dua sisi ini mencerminkan pengalaman pengarang yang pembaca kemudian mengkonstruksinya dalam upaya memahami pikiran pengarang dan pengalamannya.
Kedua hermeutika subjektif yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh modern khususnya Hans-Georg Gadamer (1900- 2002) dan Jacques Derida (l. 1930). Menurut model kedua ini, hermeneutika bukan usaha menemukan makna objektif yang dimaksud si penulis seperti yang diasumsikan model hermeneutika objektif melainkan memahami apa yang tertera dalam teks itu sendiri. Dalam pandangan hermeneutika subjektif, teks bersifat terbuka dan dapat diinterpretasikan oleh siapapun, sebab begitu sebuah teks dipublikasikan dan dilepas, ia telah menjadi berdiri sendiri dan tidak lagi berkaitan dengan si penulis.
Ketiga hermeutika pembebasan yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh muslim kontemporer khususnya Hasan Hanafi (l. 1935) dan Farid Esack (l. 1959). Menurut Hanafi, dalam kaitannya dengan al- Qur`an, hermeneutika adalah ilmu tentang proses wahyu dari huruf sampai kenyataan, dari logos sampai praksis, dan juga tranformasi wahyu dari pikiran Tuhan kepada kehidupan manusia. Hermeneutika sebagai sebuah proses pemahaman hanya menduduki tahap kedua dari keseluruhan proses hermeneutika. Yang pertama adalah kritik historis untuk menjamin keaslian teks dalam sejarah. Setelah diketahui keaslian teks suci tersebut dan tingkat kepastiannya --benar-benar asli, relatif asli atau tidak asli-- baru difahami secara benar, sesuai dengan aturan hermeneutika sebagai ilmu pemahaman. Kemudian melangkah pada tahap ketiga, yakni menyadari makna yang difahami tersebut dalam kehidupan manusia.
No comments:
Post a Comment